UBIQUITOUS COMPUTING

BAB l  PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH

    Perkembangan teknologi komputer sangat pesat. Dulu, mainframe merupakan produk utama pada masa itu. Sebuah komputer berukuran besar, digunakan secara bersama-sama oleh beberapa orang. "One computer, many people", merupakan gelombang pertama teknologi komputer. Lalu PC menggantikan peran mainframe sebagai pemeran utama dunia komputasi. Ukuran komputer semakin kecil dan memiliki kemampuan lebih dibanding gelombang pertama. Jumlahnya pun bertambah secara eksponensial, sehingga "one person, one computer" telah menjadi kenyataan. Saat ini komputer menjadi sangat murah dan mudah digunakan dan ditandai dengan lazimnya pemakaian beberapa komputer oleh satu orang, "one person, many computers." Selain daripada itu, internet yang merupakan kombinasi antara teknologi komputasi dan komputasi, menjadi tulang punggung infrastruktur informasi global. Gelombang perkembangan teknologi komputasi ini memungkinkan suatu teknologi yang dinamakan ubiquitous computing (baca: yubikitas). Artikel ini membahas apakah itu ubiquitous computing, aplikasi penerapannya dan beberapa teknologi yang penting baginya. Masa Depan Infrastruktur Informasi dan Ubiquitous Computing Internet sebagai tulang-punggung infrastruktur informasi global, mulai berpengaruh kepada kehidupan akademik maupun sosial kita. Internet menjadi sumber utama informasi, komunikasi, bisnis, dan bahkan menjadi kendaraan politik para politisi. Teknologi komputasi dan komputasi membuat akses ke internet menjadi sangat cepat dan mempertinggi mobilitas. Penggunaan komputer yang terhubung internet secara mobil (bergerak) merupakan hal yang mudah. Teknologi energi memungkinkan komputer semakin ringan dan kecil. Mudah didapatkan, portabel, mudah dioperasikan dan murah. Perkembangan komputer dan internet tersebut memungkinkan manusia berinteraksi dengan komputer secara kontinyu, di mana saja, kapan saja, tanpa disadarinya. Inilah yang disebut ubiquitous computing.


    
B.    BATASAN MASALAH
Dalam penyusunan laporan ini maka penyusun membatasi masalahmasalah  yakni :
1.    Awal mula Ubiquitous muncul
2.    Menjelaskan Komputer Era ke 3 atau ubiquitous computing
3.    Peranan Ubiquitous di kehidupan manusia
4.   


C.    RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini yakni :
1. Apa yang di maksud dengan computer Era ke 3 ?
2. Bagaimana fungsi atau peranan terhadap masyarakat ?
3. apa perlu banyak biaya untuk memiliki salah satu tegnologi ini?
4. bagaiman cara pengaplikasian ubiquitous computing di kehidupan sehari     kita?

D.    TUJUAN
Sehubungan dengan rumusan masalah tersebut diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1.    Memahami apa itu Ubicuitous Computing
2.    Memahami fungsi dan perananUbiquitous Computing terhadap masyarakat
3.    Memahami keuntungan penggunaan Ubiquitous Computing
4.    Mengetahui contoh pengaplikasian tentang Ubiquitous Computing







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    DEFENISI

    Ubiquitous Computing adalah adalah metode untuk meningkatkan penggunaan komputer dengan membuat banyak komputer tersedia di seluruh lingkungan fisik, tetapi membuat mereka secara efektif terlihat oleh pengguna. Teknologi yang paling mendalam adalah mereka yang hilang. Mereka menenun sendiri ke dalam kain kehidupan sehari-hari sampai mereka bisa dibedakan dari itu.
ubiquitous Computing disebut sebagai gelombang ketiga dalam komputasi. Yang pertama adalah konsep mainframe, dimana sebuah mesin dipakai oleh banyak orang bersamaan (one computer, many people). Sekarang kita berada pada era personal computer (komputer pribadi) yaitu seseorang menggunakan masing-masing mesin yang dimilikinya (one person, one computer). Karena komputer menjadi semakin murah dan menjadi sangat lazim, selanjutnya akan datang masa Ubiquitous Computing dan menjadi era “one person, many computers”





1.    Ubiquity
 interaksi tidak dilakukan oleh suatu saluran melalui satu workstation. Akses ke komputer dapat dilakukan di mana saja. Sebagai contoh, di suatu kantor ada puluhan komputer, layar display, dan sebagainya dengan ukuran bervariasi mulai dari tombol seukuran jam tangan, Pads sebesar notebook, sampai papan informasi sebesar papan tulis yang semuanya terhubung ke satu jaringan. Jaringan nirkabel akan tersedia secara luas untuk mendukung aksesbergerakdanaksesjarakjauh.


1.    Transparency
 teknologi ini tidak menganggu keberadaan pemakai, tidak terlihat dan terintegrasi dalam suatu ekologi yang mencakup perkantoran, perumahan, supermarket, dan sebagainya.

B.    Karakteristik Lingkungan
Ada banyak jenis layanan yang dapat ditawarkan dalam lingkungan AmI, antara lain layanan-layanan airport, perkantoran, perbankan, transportasi, supermarket, pendidikan, rumah tangga, dan lain-lain yang tercakup dalam suatu area perkotaan. Karakteristik dari lingkungan pelayanan ini adalah sebagai berikut:
-     Personal Device
Pemakai dilengkapi dengan peralatan pribadi yang mudah dibawa (portable) seperti: PDA, smart phone, komputer kecil yang mudah dibawa, atau sejumlah peralatan nirkabel yang saling terhubung membentuk suatu Body Area Network. Peralatan-peralatan tersebut secara dinamis dapat menyesuaikan jenis protokol radio yang berbeda.
-      Network Architecture
Para pemakai bergerak dalam suatu jaringan komunikasi nirkabel heterogen yang membentuk suatu jaringan berkabel yang lebih luas. Peralatan pemakai saling terhubung menggunakan jaringan nirkabel berbasis infrastruktur. Peralatan-peralatan tersebut juga dapat berhubungan dengan peralatan, sensor, dan layanan yang ada di lingkungan.
-       Service Provisioning
Layanan bagi pemakai disediakan di berbagai tempat berbeda dalam lingkungan AmI di mana pemakai dapat menggunakan layanan yang tersedia dengan sumber-sumber daya yang terhubung tanpa kabel. Layanan-layanan ini diberikan oleh suatu sistem layanan gabungan dengan application server yang dapat diakses melalui infrastruktur jaringan.



- Sensing Architecture
    Untuk mendukung pemberian layanan-layanan tersebut, lingkungan AmI dilengkapi berbagai jenis sensor. Sensor ini membuat interaksi antara pemakai dengan jenis layanan yang dibutuhkan menjadi lebih efisien. Sensor ini akan menangkap informasi dari lingkungan secara terus-menerus dan memantau aktivitas yang dilakukan para pemakai. Sensor ini kemudian membawa informasi tersebut ke sebuah modul AmI yang akan memprosesnya dalam suatu aplikasi. Jenis sensor yang digunakan meliputi jenis sensor tradisional seperti: sensor suhu, tekanan, cahaya, kelembaban udara, dan sensor-sensor yang lebih kompleks, seperti kamera yang dihubungkan dengan jaringan kabel. Dengan demikian, infrastruktur AmI harus dapat menangkap informasi-informasi dari peralatan-peralatan sensor tersebut.
-          Modes of Interaction
Pemakai berinteraksi dengan layanan melalui suatu multimodal user interface yang menggunakan peralatan pribadi untuk berkomunikasi. Multimodal  communication memungkinkan pemakai mangakses layanan tidak hanya pada saat mereka duduk di depan PC, tetapi juga pada saat mereka bergerak bebas dalam lingkungan AmI.
Spesifikasi Teknis Dan juga kelebihan dan kekurangannya
    Ubiquitous computing mempunyai beberapa spesifikasi teknis sebagai     berikut:
1.    Terminal & user interface

Peralatan yang digunakan sebaiknya mempunyai kualitas tampilan yang bagus dan responsif terhadap input dari pemakai. Walaupun dengan ukuran display yang terbatas, penggunaanya harus intuitif dengan tampilan yang bersih menggunakan alat input yang berbeda seperti: pen, handwriting recognition dan speech recognition.


2.     Peralatan yang murah


    Jika kita membangun sebuah sistem dengan banyak komputer untuk satu pemakai, biaya satu komputer hendaklah tidak terlalu mahal. Meskipun komputer biasa pada umumnya relatif lebih mahal, kamputer ini tidak dapat digunakan untuk ubiquitous computing. Tidak semua komputer dalam ubiquitous computing memerlukan prosesor dan harddisk dengan spesifikasi seperti dalam komputer biasa.
3.    Bandwidth tinggi

    Kebutuhan lain dari ubiquitous computing adalah mempunyai bandwidth jaringan yang cukup untuk melakukan komunikasi antara peralatan-peralatan yang digunakan. Selain masalah bandwidth, ada beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan berkaitan dengan transformasi data melalui jaringan, antara lain: lokasi terminal untuk mobile communication, penggunaan frekuensi yang tepat, menjaga kualitas layanan, enkripsi data, dan mengurangi gangguan-gangguan laten terhadap jaringan.

4.    Sistem file tersembunyi

    Ketika seorang pemakai menggunakan komputer, dia harus belajar beberapa aspek dasar tentang sistem operasi dan konsep-konsep file serta struktur direktori. Hal ini mengakibatkan pemakai akan lebih terfokus pada bagaimana informasi akan disimpan, bukan pada informasi itu sendiri. Salah satu kebutuhan ubiquitous computing adalah bahwa komputer harus tersembunyi. Komputer harus dapat “memahami” kondisi pemakai. Sebagai contoh, melalui penggunaan voice recognition atau interface lainnya yang memungkinkan pemakai melakukan akses tanpa harus mengetahui nama file tertentu, lokasi atau format file tersebut.
5.    Instalasi otomatis

    Ubiquitous computing harus dapat mengeliminasi kebutuhan instalasi program. Dalam sistem konvensional, seringkali diperlukan instalasi program yang dapat menimbulkan masalah, dan dalam beberapa kasus harus melibatkan pemakai. Konsep ini tidak berlaku dalam ubiquitous computing. Program harus dapat berpindah dari sebuah computer ke komputer lain tanpa harus mengubah konfigurasi dasar dalam menjalankan suatu program baru. Salah satu alternatif adalah dengan menggunakan bahasa pemrograman Java yang dapat dipindahkan ke komputerlain dengan mudah (platform-independent).


6.     Personalisasi informasi

    Akan lebih baik jika ubiquitous computing system dapat menjaga agar informasi yang tersedia dapat digunakan sesuai kebutuhan pemakai. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah setiap kali ada seseorang yang baru bergabung dalam sebuah komunitas, profil pribadi orang tersebut harus ditambahkan ke setiap peralatan yang ada.

7.    Privasi

Salah satu masalah yang paling penting dalam ubiquitous computing adalah resiko privasi yang serius. Sistem ini dapat menyimpan data-data pemakai dan lokasinya yang mungkin dapat diakses oleh pemakai lain. Teknologi jaringan yang baru seperti infra merah atau komunikasi radio nir kabel menggunakan enkripsi untuk menjaga keamanan data.
Berdasarkan fakta-fakta yang digambarkan di atas, muncul suatu pemikiran bahwa trend teknologi informasi di Indonesia akan mengarah ke ubiquitous computing yang merupakan konsep dasar dari teknologi Ambient Intelligence. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan akan potensi penggunaan teknologi AmI di Indonesia ini adalah sebagai berikut:
1.    Semakin berkembangnya teknologi jaringan khususnya jaringan nirkabel yang memungkinkan transfer data dapat dilakukan dengan lebih cepat dengan biaya yang relatif lebih kecil.

2.    Tingkat kemampuan masyarakat dalam menggunakan atau membelikomputer dengan kemampuan tinggi. Walaupun masih terbatas untuk kalangantertentu, seperti pelajar, mahasiswa, profesional, pelaku bisnis dan sebagainya, namun pemakaiannya sudah semakin menyebar sehingga orang awam pun sudah terbiasa dengan lingkungan di mana komputer merupakan alat bantu dalam kegiatan-kegiatansehari-hari.

3.    Cepatnya perkembangan dan penyebaran teknologi komunikasi di kalangan masyarakat luas memenuhi kebutuhan ubiquitous communication yang merupakan salah satu pilar teknologi Ambient Intelligence.

4.    Kebutuhan sumber daya manusia di bidang teknologi informasi yang sudah semakin banyak tersedia. Ketersediaan sumber daya manusia ini didukung oleh semakin berkembangnya sekolah-sekolah tinggi dan universitas-universitas yang khusus mendalami bidang ilmu komputer dan teknologi informasi.

5.    Situasi lingkungan yang menuntut tersedianya fasilitas pelayanan yang lebih efisien dan cepat. Jumlah populasi penduduk yang terus meningkat akan menimbulkan masalah kualitas pelayanan dari berbagai instansi yang melayani masyarakat luas. Masalah-masalah tersebut antara lain: antrian yang disebabkan banyaknya orang yang memerlukan layanan yang sama pada saat yang sama, kepadatan lalu-lintas yang juga disebabkan oleh makin banyaknya orang memerlukan layanan. Bukan hanya pelayanan transportasi, tapi juga pelayanan-pelayanan lain yang memerlukan transportasi karena mereka harus datang ke lokasi.



ARSITEKTUR
Peranan Ubiquitous computing di kehidupan sehari Dan juga kelebihan dan kekurangannya
    Pada sebuah lingkungan Ubiquitous Computing yang menghubungkan control penerangan(lampu) dan pemanas ruangan dengan alat yang di pasang pada pakaian kita sehingga kondisi penerangan dan suhu ruangan dapat di modulisasi secara terus menerus dan tak terlihat.

Contoh Ubiquitous Computing
1. handphone
2. Elearning
3. Mobil
4. Ruangan
5. Kulkas




 5.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

1.    Handphone
•    Kelebihan
Kita dapat mengakses informasi dimana saja dengan gadget yang di miliki seperti handphone,smartphone,tablet
•    Kekurangan
Penyalahgunaan kemudahan mengakses informasi .contoh mengakses informasi tentang soal yang sedang di ujikan pada saat ujian

2.    Elearning
•    Kelebihan
Memberikan kemudahan kepada seluruh mahasiswa atau pun pelajar dalam belajar tanpa harus dating langsung ke kampus atau sekolah

•    Kekurangan
Membuat mahasiswa atau pun pelajar menjadi malas karena tanpa ada pengawasan guru atau pun dosen
3.    Mobil
•    Kelebihan
Sang engineer telah di lengkapi dengan sebuah badge pintar berisi microchip jadi saat mobilnya mendekati gerbang pagar rumah dan pemancaran mengenai kendaraan tersebut secara otomatis gerbang akan terbuka.
•    Kekurangan
Hanya mobil tertentu saja yang bias membuka gerbang pagar rumah tersebut
4.    Ruangan
•    Kelebihan
Ruangan yang di pasang device pemancar yang secara otomatis akan mengaktifkan sensor pada saat ia memasuki ruangan kerjanya akan terbuka secara otomatis.
•    Kekurangan
Terjadi pemborosan listrik secara berlebihan karena system menyala tanpa di perlukan
5.    Kulkas
•    Keuntungan
Kulkas yang berada di rumah kita yang terhubung dengan jaringan komputasi berskala besar, jika isi kulkas kosong ,maka otomatis kulkas mengirim sinyal ke salah satu supermarket yang ada dalam jaringan melalui sensor yang di milikinya ,dan secara otomatis pihak supermarket mengisi kulkas anda tanpa perlu bersusah payah mengisinya.
•    Kekurangan
Tidak semua barang bias update ,karena hanya barang yang bias di pilih
.
          

SEJARAH

    Istilah ubiquitous computing pertama kali dimunculkan oleh Mark Weiser, seorang peneliti senior pada Xerox Palo Alto Research Center (PARC) pada tahun 1988 pada sebuah forum diskusi di lingkungan internal pusat riset tersebut. Istilah ini kemudian tersebar lebih luas lagi setelah Weiser mempublikasikannya pada artikelnya yang berjudul ”The Computer of the 21st Century” di jurnal Scientific AmericanterbitanSeptember1991.Dalam artikelnya tersebut Weiser mendefiniskan istilah ubiquitous computing sebagai:”Ubiquitous computing is the method of enhancing computer use by making many computers available throughout the physical environment, but making them effectively invisible to the user”
Apabila diterjemahkan secara bebas maka dapat diartikan sebagai metode yang bertujuan menyediakan serangkaian komputer bagi lingkungan fisik pemakainya dengan tingkat efektifitas yang tinggi namun dengan tingkat visibilitas serendah mungkin.
    Latar belakang munculnya ide dasar ubiquitous computing berasal dari sejumlah pengamatan dan studi di PARC terhadap PC, bentuk komputer yang paling dikenal luas oleh masyarakat. PC yang mempunyai kegunaan dan manfaat demikian besar ternyata justru seringkali menghabiskan sumberdaya dan waktu bagi penggunanya, karena PC membuat penggunanya harus tetap berkonsentrasi pada unit yang mereka gunakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, PC justru membuat mereka terisolasi dari aktifitas lainnya. Dengan kata lain dibanding menghemat sumberdaya dan waktu untuk menyelesaikan sebuah permasalahan, PC justru menambah beban untuk tetap menjaga konsentrasi dan fokus pemikiran kita pada sang alat. Segala fokus dan sumberdaya ini akan tersedot secara berlipat ganda oleh PC apabila terjadi permasalahan yang mengarah pada teknologi, semacam serangan virus atau kerusakan teknis.
   

A.    Dukungan Software/ Hardware
aspek-aspek  yang mendukung pengembangan dari ubiquitous computing
1.Natural Interfaces
    Sebelum adanya konsep ubicomp sendiri, selama bertahun-tahun kita telah menjadi saksi dari berbagai riset tentang natural interfaces, yaitu penggunaan aspek-aspek alami sebagai cara untuk memanipulasi data, contohnya teknologi semacam voice recognizer ataupun pen computing. Saat ini implementasi dari berbagai riset tentang input alamiah beserta alat-alatnya tersebut yang menjadi aspek terpenting dari pengembangan ubicomp.

    Kesulitan utama dalam pengembangan natural interfaces adalah tingginya tingkat kesalahan (error prone). Dalam natural interfaces, input mempunyai area bentuk yang lebih luas, sebagai contoh pengucapan vokal “O” oleh seseorang bisa sangat berbeda dengan orang lain meski dengan maksud pengucapan yang sama yaitu huruf “O”. Penulisan huruf “A” dengan pen computing bisa menghasilkan ribuan kemungkinan gaya penulisan yang dapat menyebabkan komputer tidak dapat mengenali input tersebut sebagai huruf “A”.Berbagai riset dan teknologi baru dalam Kecerdasan Buatan sangat membantu dalam menemukan terobosan guna menekan tingkat kesalahan (error) di atas. Algoritma Genetik, Jaringan Saraf Tiruan, dan Fuzzy Logic menjadi loncatan teknologi yang membuat natural interfaces semakin “pintar” dalam mengenali bentuk-bentuk input alamiah.
2.    Context Aware Computing

    Context aware computing adalah salah satu cabang dari ilmu komputer yang memandang suatu proses komputasi tidak hanya menitikberatkan perhatian pada satu buah obyek yang menjadi fokus utama dari proses tersebut tetapi juga pada aspek di sekitar obyek tersebut. Sebagai contoh apabila komputasi konvensional dirancang untuk mengidentifikasi siapa orang yang sedang berdiri di suatu titik koordinat tertentu maka komputer akan memandang orang tersebut sebagai sebuah obyek tunggal dengan berbagai atributnya, misalnya nomor pegawai, tinggi badan, berat badan, warna mata, dan sebagainya.Di lain pihak Context Aware Computing tidak hanya mengarahkan fokusnya pada obyek manusia tersebut, tetapi juga pada apa yang sedang ia lakukan, di mana dia berada, jam berapa dia tiba di posisi tersebut, dan apa yang menjadi sebab dia berada di tempat tersebut.Dalam contoh sederhana di atas tampak bahwa dalam menjalankan instruksi tersebut, komputasi konvensional hanya berfokus pada aspek “who”, di sisi lain Context Aware Computing tidak hanya berfokus pada “who” tetapi juga “when”, “what”, “where”, dan “why”.
Context Aware Computing memberikan kontribusi signifikan bagi ubicomp karena dengan semakin tingginya kemampuan suatu device merepresentasikan context tersebut maka semakin banyak input yang dapat diproses berimplikasi pada semakin banyak data dapat diolah menjadi informasi yang dapat diberikan oleh device tersebut.
3.     Micro-nanotechnology
    Perkembangan teknologi mikro dan nano, yang menyebabkan ukuran microchip semakin mengecil, saat ini menjadi sebuah faktor penggerak utama bagi pengembangan ubicomp device. Semakin kecil sebuah device akan menyebabkan semakin kecil pula fokus pemakai pada alat tersebut, sesuai dengan konsep off the desktop dari ubicomp.Teknologi yang memanfaatkan berbagai microchip dalam ukuran luar biasa kecil semacam T-Engine ataupun Radio Frequency Identification (RFID) diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk smart card atau tag. Contohnya seseorang yang mempunyai karcis bis berlangganan dalam bentuk kartu cukup melewatkan kartunya tersebut di atas sensor saat masuk dan keluar dari bis setelah itu saldonya akan langsung didebet sesuai jarak yang dia tempuh.
    Ada pula aplikasi semacam Cyberguide, suatu aplikasi pemandu bagi pengunjung suatu pameran atau museum. Secara garis besar ada tiga bidang teknologi yang mendukung ubiquitous computing, yaitu teknologi komunikasi, device, dan distributed-mobile computing. Untuk teknologi komunikasi, tiga teknologi: embedded Web server, Java dan wireless memegang peran utama. CGI untuk memproduksi file-file HTML secara dinamik, serta mengontrol peralatan secara langsung dari browser. Dibutuhkan Web server yang semakin kecil atau mikro, seperti Tini Web server dan web server dalam microchip. Xerox PARC memproduksi Hydra, suatu Web server yang embeddable. Selain itu diperlukan juga HTTP atau TCP/IP protocol yang lebih kecil lagi untuk alat-alat elektronik kecil. Untuk hal ini muncul HDML (Handheld Device Markup Language) dan WML (Wap Markup Language) yang digunakan pada mobile phone dan peralatan rumah-tangga. Teknologi Java dengan applet mampu mengurangi beban server dengan memindahkan proses dari server ke client.

BAB III
SISTEM PENGUMPULAN TOL ELEKTRONIK
MENGGUNAKAN SISTEM E-ZPASS


1.1.    LATAR BELAKANG

    Jalan tol merupakan bagian fasilitas yang di miliki pemerintah atau pihak tertentu yang perlu di jaga pengoperasiannya agar tetap dapat berfungsi secara optimal dalam mendukung pergerakan lalu lintas secara aman,nyaman dan efisien. Salah satu aspek pengoperasian itu adalah terkait dengan sistem pengumpulan tol  yang dilakukan.Sistem Pengumpulan Tol adalah suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan transaksi tol berupa proses pelayanan kepada pemakai jalan, kontrol atas pelaksanaan transaksi, proses pengadministrasian pendapatan tol serta proses lain yang mendukungnya. Pada prinsipnya proses sistem pengumpulan tol harus di dasarkan pada hal-hal berikut ini: 

1.  Memberi pelayanan yang cepat, tepat, aman dan nyaman pada pengguna   tol
2.  Memberi jaminan kepada pengguna jalan dan Badan Usaha Jalan Tol bahwa   transaksi sudah berjalan sesuai dengan tarif yang ditentukan
3.  Dapat cocok ( compatible ) dan diintegrasikan dengan sistem yang sudah ada maupun sistem yang akan dikembangkan.
4.  Senantiasa memperhatikan pengembangan teknologi, manajemen sumber daya manusia, yang pada akhirnya memberikan pelayanan yang maksimal pada pengguna tol di satu sisi dan memberikan efisiensi di segala bidang bagi Bada Usaha Jalan Tol.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan jalan tol di Indonesia , maka sistem pengumpulan tol atau aspek transaksi pembayaran di pintu gerbang tol perlu diupayakan untuk dipercepat. Salah satu pilihan untuk mempercepat tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan sistem pembayaran secara elektronis.

1.2.  Pengertian Jalan Tol dan Pintu Tol
JALAN TOL
Jalan tol adalah prasarana hubungan darat yang diperuntukkan bagi lalu lintas kendaraan, orang dan hewan. Jalan dikelomp okkan dalam jalan umum dan jalan khusus. Jalan umum adalah jalan yang  diperuntukkan untuk lalu lintas  umum. Jalan khusus adalah jalan selain yang termasuk jalan umum. Jalan Tol diselenggarakan dengan maksud un tuk mempercepat perwujudan jaringan jalan dengan sebagian atau seluruh pe ndanaan berasal dari pengguna jalan untuk meringankan beban anggaran pemerintah

PINTU TOL

    Gerbang tol atau pintu tol adalah tempat pelayanan transaksi tol bagi pemakai tol yang terdiri dari beberapa gardu dan sa rana kelengkapan lainnya Penggunaan gerbang tol diatur sebagai berikut:
a.    Bangunan gerbang tol dipergunakan  untuk pelaksan
b.    Di gerbang tol, pengguna wajib menghentikan kendaraannya untuk mengambil atau menyerahkan karcis masuk dan membayar tol
c.     Dilarang menaikkan atau menurunkan penumpang dan atau barang dan atau       hewan di gerbang tol.

GARDU TOL
Gardu tol adalah ruang tempat bekerja  pengumpul tol untuk melaksanakan tugas pelayanan kepada pemakai jalan tol.
a.    Pada sistem pengumpulan tol terbuka berfungsi untuk melayani pembayaran tol kepada pemakai jalan tol. 
b.   Pada sistem pengumpulan tol tertutup berfungsi melakukan transaksi yang  dapat dibedakan atas: 
c.   Gardu masuk adalah untuk melayani pe mberian karcis tanda masuk kepada pemakai jalan tol. 
d.   Gardu keluar adalah untuk melayani pembayaran tol kepada pemakai jalan  tol



2.1.   TEORI ANTRIAN
Antrian panjang  di pintu tol pada umumnya terjadi karena adanya tingkat kedatangan  (flow rate) yang  tidak seimbang dengan tingkat pelayanan  (service rate).  di fasilitas pelayanan Berdasarkan asumsi bahwa satuan waktu yang diperlukan unit pelayanan adalah tetap, maka lama waktu yang dialami oleh  obyek (kendaraan) yang datang setelah obyek pertama yang masuk sistem pelayanan  merupakan lama waktu komulatif, dengan demikian maka waktu terlama  akan dialami  oleh obyek (kendaraan) yang datang paling akhir, selama disiplin antria n yang digunakan adalah FIFO  (first in first out).  Hal ini otomatis akan dialami oleh setiap kendaraan yang datang menuju sistem antrian atau pintu pelayanan karena proses kedatangan sendiri bersifat tidak terbatas. Antrian akan selesai atau obyek (kendaraan) tidak lagi mengalami antrian pada saat satuan pelayanan sudah seimbang dengan lama waktu antar kedatangan .Besarnya lama waktu hilang atau total waktu yang terbuang yang dialami kendaraan selama perjalanan yang diakibatkan oleh pintu tol adalah : 
-    pertama pengaruh waktu perlambatan kendaraan saat akan memasuki sistem pelayanan
-    kedua pengaruh waktu untuk menghentikan kendaraan sehingga siap untuk dilayani atau melakukan antrian di belakang kendaraan yang melakukan antrian atau di belakang kendaraan yang sedang dilayani,
-    ketiga  pengaruh waktu pada saat melakukan antrian,
-    keempat pengaruh waktu untuk menerima pelayanan (Morlok, 1995),  kelima  pengaruh waktu karena selesai dilayani dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan dan
-     keenam waktu karena melakukan percepatan  kendaraan sampai pada kecepatan kendaraan yang diinginkan .
2.2. TINGKAT KEDATANGAN
Tingkat kedatangan yang dinyatakan dengan notasi  λ adalah jumlah kendaraan atau manusia yang bergerak menuju satu atau beberapa tempat pelayanan dalam satu satuan waktu tertentu, biasa dinyatakan dalam satuan kendaraan/jam atau orang/menit
3.1. TINGKAT PELAYANAN
Tingkat pelayanan yang di nyatakan dengan notasi  µ adalah jumlah kendaraan atau manusia yang dapat dilayani oleh satu tempat pelayanan dalam satu satuan waktu tertentu, biasa dinyatakan dalam satuan kendaraan/jam atau orang/menit. Selain tingkat pelayanan, juga dikenal waktu pelayanan (WP) yang dapat didefinisikan sebagai waktu  yang dibutuhkan oleh satu temp at pelayanan untuk dapat melayani satu kendaraan atau satu orang, biasa dinyatakan dalam satuan menit/kendaraan atau menit/orang,
3.2. JUMLAH FASILITAS PELAYANAN
Pada situasi dimana terdapat banyak lajur masuk station dan juga tersedia banyak fasilitas pelayanan (i.e. toll booths ), maka asumsi penggunaan fasilitas pelayanan tunggal dapat dilakukan asalkan aliran kendaraan terbagi secara merata/sama diantara fasilitas-fasilitas pelayanan yang ada.
3.3. DISIPLIN ANTRIAN
Disiplin antrian mempunyai pengertian tent ang bagaimana tata cara kendaraan atau manusia mengantri. Beberapa jenis disiplin  antrian yang sering di gunakan dalam bidang transportasi atau arus lalu lintas adalah FIFO ( First In First Out), FILO ( First In Last Out ) dan FVFS ( First Vacant First Served) (Tamin, 2003). Disiplin antrian FIFO sangat sering digunakan di bidang tr ansportasi dimana orang dan atau kendaraan yang pertama tiba pada su atu tempat pelayanan akan dilayani pertama. Sebagai contoh disiplin antrian FIFO adalah  antrian kendaraan yang terbentuk di pintu gerbang tol

Gambar. 3.3 : mobil yang sedang mengantri di depan pintu gerbang tol

3.4. ANALISIS PROSES ANTRIAN DI PINTU TOL
Proses terjadinya antrian terdiri dari 4 (empat) tahap
a.    Tahap I: tahap dimana arus lalu lintas (kendaraan) bergerak dengan suatu kecepatan tertentu menuju suatu tempat pelayanan. Besarnya arus lalu lintas yang datang disebut tingkat kedatangan ( λ). Jika digunakan disiplin antrian  FIFO dan terdapat lebih dari 1 (satu) tempat pelayanan (multilajur), ma ka diasumsikan bahwa tingkat kedatangan ( λ) tersebut akan membagi dirinya secara me rata untuk setiap tempat pelayanan sebesar ( λ/N) dimana N adalah tempat pelayanan.  Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa
b.    Tahap II: tahap dimana arus lalu lintas (kendaraan) mulai bergabung dengan antrian yang menunggu untuk dilayani. Jadi waktu antr ian dapat didefinisikan sebagai waktu sejak kendaraan mulai bergabung dengan  antrian sampai dengan waktu kendaraan mulai dilayani oleh su atu tempat pelayanan.
c.    Tahap III: tahap dimana arus lalu lintas  (kendaraan) dilayani oleh suatu tempat pelayanan. Jadi waktu pelayanan (WP)  dapat didefinisikan sebagai waktu sejak dimulainya kendaraan dilayani sampai  dengan waktu kendaraan  selesai dilayani.
d.    Tahap IV: tahap dimana arus lalu lintas (kendaraan) me ninggalkan tempat pelayanan melanjutkan perjalanan.
4.1. SISTEM PELAYANAN DI PINTU TOL
Sistem pelayanan di pintu tol adalah suatu cara pengoperasian yang diselenggarakan oleh pengelola pintu tol untuk melakukan pengumpulan tol atau transaksi pembayaran tol yang dilaksanakan oleh pengguna jalan tol.  Pengumpulan tol dapat dilakukan secara sistem tertutup dan/ atau sistem terbuka dengan memperhatikan kepentingan pengguna dan efisiensi pengoperasian jalan tol serta kelancaran lalu lintas . Pada saat melakukan transaksi di gerbang tol, pengguna jalan wajib menghentikan kendaraannya saat mengambil atau menyerahkan kembali karcis masuk dan atau membayar tol, kecuali dengan sistem pengumpulan tol elektronik.
4.2. SISTEM PENGUMPULAN ELEKTONIK ATAU  ELECTRONIC   TOLL COLLECTION (ETC) dengan menggunakan E-ZPASS
Electronic Toll Collection adalah suatu teknologi yang memungkinkan untuk melakukan pembayaran secara elektronik pada  sistem pengumpulan tol. Sistem ETC dioperasikan dengan menggunakan alat komunikasi yang terpasang pada kendaraan dengan alat yang terpasang pada sisi jalan yang disebut  Automatic Vehicle Identification (AVI),  Automatic Vehicle Classification (AVC) dan Vehicle Enforcement System  (VES). Peralatan ETC dapat dioperasikan secara tradisional dengan cara pengumpulan tol secara manual pada gerbang tol. Pada perkemba ngannya ETC lebih banyak dioperasikan dengan sistem elektronik sehingga memungkinkan untuk dilakukannya transaksi pembayaran tol dalam kondisi kendaraan te tap berjalan Sistem ETC banyak digunakan  oleh berbagai negara dalam melakukan transaksi pengumpulan tol karena  berbagai keuntungan:
-    Mereduksi antrian di tol plasa karena kemampuannya dalam meningkatkan kapasitas tingkat pelayanan di pintu tol
-   menghemat bahan bakar dan mengurangi gas emisi kendaraan
-   mengeliminasi terjadinya perlambatan, waktu tunggu dan percepatan
-   mengurangi biaya pengumpulan tol
Penggunaan sistem ETC memungkinkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pintu tol dan meningkatkan kepuasan pelanggan jalan tol. Disamping itu operator jalan tol juga diuntungkan karena penerapan  ETC tidak perlu dengan melakukan penambahan gerbang baru, namun cukup dengan meningkatkan fasilitas pada gerbang yang telah ada sehingga dapat menghemat biaya pengoperasiannya Dengan menggunakan fasilitas  Electronic Toll Collection  (ETC), kendaraan tidak perlu berhenti di tol plasa, hal ini berbed a dengan cara pembayaran yang tradisional
Untuk memberikan fasilitas pembayaran tol oleh pengguna jalan tanpa berhenti dan menggunakan uang yang tidak efisien dan tidak ramah lingkungan, Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas pintu tol dengan mempersingkat waktu pembayaran, sehingga meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan  dan meminimalisasi polusi udara. Dengan peningkatan dan pengoperasian  electronic toll collection system , kebijakan pembayaran tol secara langsung akan mengubah slogan “tua di jalan tol”. Untuk menyelaraskan peningkatan jalan tol yang cerdas,  electronic toll collection system harus diintegrasikan dengan Electronic Toll & Transportation Management System (ETTM)
4.3. E-Zpass
E-ZPass adalah sebuah sistem pembayaran tol elektronik yang digunakan pada kebanyakan jalan tol, jembatan, dan terowongan ada pun negara – negara yang sudah menggunakan sistem ini adalah amerika serikat,




 CARA KERJA E-ZPASS
Membuat account E-ZPass prabayar menggunakan kartu kredit Anda, cek pribadi atau uang tunai. Kartu kredit pilihan pembayaran yang nyaman otomatis mengisi ulang akun prabayar Anda uang tunai dan money order E-ZPass account memiliki batas yang lebih tinggi dan diisi ulang dengan pembayaran surat ke Pusat Layanan E-Zpass Pelanggan. Bila Anda membuat account e-ZPass prabayar, Anda menerima transponder elektronik kecil yang melekat pada kaca depan di dalam mobil Anda. Dalam transponder adalah chip elektronik yang berisi informasi tentang akun Anda. Setiap kali Anda menggunakan fasilitas tol di mana E-ZPass ditawarkan, antena di tol plaza membaca kendaraan dan informasi account yang terdapat dalam transponder Anda. Korban yang tepat kemudian elektronik didebet dari rekening prabayar Anda. Sebuah catatan transaksi Anda akan disertakan dalam pernyataan periodik Anda .E-ZPass transponder  diinstal menggunakan pengencang yang datang dengan transponder Anda. Transponder harus dipasang sekitar dua inci di bawah bagian atas kaca depan Anda di atas kaca spion Anda. Tinting jendela dapat mengganggu pembacaan transponder, karena itu, yang terbaik adalah bahwa unit ditempatkan cukup rendah di kaca depan berada di bawah bagian tergelap dari Tinting, namun keluar dari barisan Anda terlihat. Jika tidak ada cukup ruang di atas cermin Anda, transponder harus dipasang di sebelah kanan cermin, sekitar dua inci di bawah bagian atas kaca depan Anda. Pastikan untuk membaca Panduan E-ZPass Pelanggan yang dilengkapi dengan transponder Anda untuk petunjuk rinci tentang instalasi yang tepat. Beberapa kendaraan mungkin memerlukan transponder eksternal. Kendaraan yang membutuhkan transponder eksternal ditentukan secara otomatis bila informasi kendaraan diketik kedalam aplikasi.Setelah Anda menginstal transponder Anda, cukup melewati jalur tol
 

Gambar posisi penempatan E-ZPASS YANG BENAR
Arsitektur Sistem
Sistem ditetapkan untuk beroperasi secara semi otomatis maupun otomatis penuh.
Sistem disusun secara modular untuk mempermudah migrasi sistem dari sistem
manual ke sistem otomatis penuh. Sistem ini secara umum terdiri dari : 
A.   Sistem Sentral Kantor Pusat
B.   Sistem Jaringan Komunikasi
C.   Sistem Komputer Plasa Tol
D.   Sistem Otomatisasi Gerbang Tol
E.   Sistem Transaksi Pembayaran Elektronik.
F.   Sistem Pembayaran Kartu Prabayar.
G.   Sistem Settlement Pembayaran 

.  A.  Sistem Sentral Kantor Pusat ( HQ System)
Suatu sistem informasi dan pengolahan data di kantor pusat yang mengumpulkan seluruh data  transaksi untuk keperluan penyimpanan data, pelaporan, dan administrasi sistem secara keseluruhan. Sistem Sentral Kantor Pusat terdiri dari perangkat server, peripheral, workstation, router, switch, database  serta aplikasi yang diperlukan untuk proses pelaporan, pengawasan dan rekonsilisasi, baik untuk keperluan internal operator mau pun untuk keperluan eksternal.



B. Sistem Jaringan Komunikasi
Sistem jaringan komunikasi yang menghubungkan Sistem Sentral Kantor Pusat dengan Sistem Komputer Plasa Tol yang memungkinkan komunikasi data secara on-line real-time atau batch. Sistem jaringan dapat melalui media standar baik jaringan privat  maupun publik, bergantung pada media yang tersedia, wireless, wireline atau fibre-optic. Bila menggunakan jaringan publik, sistem jaringan harus dilengkapi dengan sistem proteksi yang mamadai sesuai dengan standar keamanan jaringan yang berlaku (misalnya firewall atau VPN) dalam industri sehingga proses pengiriman data dapat dipertanggungjawabkan.
C. Sistem Komputer Plasa Tol
Sistem informasi dan pengolahan data di tingkat plasa tol yang berfungsi mengumpulkan data transaksi  di gerbang tol yang diplasa tersebut, untuk keperluan penyimpanan data, pelaporan dan administrasi sistem di plasa tersebut. Sistem Komputer Plasa Tol terhubung dengan Sistem Otomatisasi gerbang Tol dan Sist em Transaksi Pembayaran Elektronik melalui jaringan lokal (LAN). Sistem Komputer Plasa Tol terdiri dari server, peripheral, workstation, router, switch, database serta sistem aplikasi yang dibutuhkan untuk keperluan pelaporan, operasional dan pengawasan.
D. Sistem Otomatisasi Gerbang Tol
Sistem pengendalian otomatisasi gerbang tol yang mengendalikan seluruh proses transaksi mulai dari klasifikasi kendaraan, transaksi pembayaran  dan pengawasan kepatuhan, serta pengendalian permasalahan dan situasi yang  mungkin timbul dalam proses pembayaran. Sistem Otomatisasi Gerbang Tol terdiri dari berbagai perangkat elektro mekanis dengan berbagai sensor yang tergabung dalam suatu sistem kendali. 
E. Sistem Transaksi Pembayaran Elektronik 
Sistem pengolahan transaksi pada gerbang to l yang melakukan proses pembayaran melalui pengurangan nilai uang di kartu dan memindahkannya kepada rekening operator. Sistem ini harus dapat membaca format data standar industri perb ankan yang diberlakukan oleh penerbit kartu elektronik dan memenuhi persyaratan compliance list dari pihak penerbit kartu elektronik untuk keperluan rekonsiliasi dan settlement serta keamanan transaksi.
F. Sistem  Settlement  Pembayaran
Sistem settlement diperlukan dalam proses rekonsiliasi antar operator tol dan pengguna lain (merchant). Sistem settlement perbankan harus ditentukan dengan kesepakatan dan oleh para operator dengan menunjuk bank yang mempunyai jasa, kompetensi sistem serta jaringan yang mampu memberikan pelayanan settlement kepada seluruh operator dan merchant pengguna kartu elektronik.
Sistem settlement dipilih berdasarkan kriteria tert etu yang disepakati bersama oleh para operator, namun direkomendasikan bank settlement harus mempunyai karakteristik :
•   Mempunyai jaringan luas diseluruh Indonesia
•   Mempunyai jasa pelayanan korporat  dan jasa pelayanan konsumer
• Mempunyai jaringan perbankan dan/atau antar bank secara elektronis yang       menjangkau seluruh Indonesia.
•  Teruji dan terbukti sebagai penerbit kart u elektronik lainnya (kartu kredit/debit).


-     PERANGKAT PENDUKUNG

Kartu Transaksi 
Jenis Kartu untuk Pembayaran  Non Free Flow Kartu yang digunakan adalah Smart Card dengan menggunakan chips sesuai dengan ketentuan dari Bank Indonesia dan ISO 14443. Ukuran kartu adalah sesuai dengan ukuran kartu kredit yaitu 85 x 55 mm. Kartu terbuat dari material PVC dan PET. Fitur kartu meliputi :
-  Minimal 1 KB storage memory
- 13.56 MHz Operating Frequency
-  106 Kbaud kecepatan transaksi
-  Bisa baca/tulis sampai 100 mm lebih
-  Otentifikasi tinggi (ISO/IEC DIS9789-2)
-  Tingkat kepercayaan tinggi dan bebas pemeliharaan
-  Penyimpanan data sampai 10 tahun
-  Dapat di daur ulang
-  Tahan cuaca dan kelembaban tinggi/rendah
 - Anti gesekan dengan kartu lain
  - Tidak perlu baterei
  - Berteknologi mutakhir chip

 KETENTUAN OPERASIONAL

Ketentuan Operasional ini meliputi sistem pelayanan transaksi, peralatan dan sarana, serta perlengkapannya. Transaksi dapat dilakukan dengan cara Sentuh dan Jalan maupun Langsung Lewat. Pada kondisi tertentu, suatu gardu tol dapat dioperasikan untuk sistem manual maupun elektronik.

   Proses Transaksi 
1.   Kendaraan memasuki/keluar gerbang tol dan diidentifikasi golongannya.
2.   Reader (Pembaca) membaca kartu untuk otentifikasi
3.   Bila otentik dan memenuhi syarat, sistem akan  mencatat informasi yang terkait   (kode gerbang masuk/keluar, waktu transaksi, golongan kendaraan, tarif yang dikenakan, nilai uang tersisa dll) dan kendaraan melanjutkan perjalanan.
4.   Bila proses otentifikasi gagal (nilai uang ters isa kurang, kartu masuk daftar hitam dll), maka sistem akan mengaktifkan kamera untuk memotr et kendaraan ybs, menyimpan informasi pada data base dan mengirim sinyal pada petugas un tuk bertindak atau memb unyikan alarm). Proses selanjutnya bisa dilakukan secara manual (kendaraan diproses ditempat lain agar tidak mengganggu kelancaran pelayanan). Apabila perlu, karena misalnya banyak kejadian pelanggaran, pengendara dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 



Urutan proses
1 .kendaraan mendekati gerbang tol
2.    komunikasi Obu dan antena
3.    klasifikasi kendaraan
4.    pembayaran tol ( smard cart)
5.     pesan status



PENGGUNAAN KARTU 
Kartu dapat digunakan di seluruh ruas jalan tol (bersifat inter operability) dan berlaku untuk sistem tertutup maupun sistem terbuka. Kartu diterbitkan secara khusus dan bersifat elektronis, pembayaran pada waktu transaksi dilakukan dengan mengurangi nilai uang yang tersimpan dalam kartu atau melalui tagihan secara periodik. Untuk sistem prabayar nilai uang dapat diisi ulang.

Pelayanan Antar Operator 
Semua transaksi yang terjadi di rekonsiliasi melalui sebuah clearing house atau bank settlement.




1.    E-ZPASS TAG



    FUNGSI  alat ini adalah memberikan informasi atau data kepada Tag reader yang biasa berada pada atas gerbang tol yang berisi informasi pemilik mobil atau informasi yang sudah terdaftar di dalam data basenya. Ada pun posisi yang tepatnya E-ZPASS TAG harus terpasang ke bagian dalam kaca depan mobil karena duaalasan. Alasan pertama adalah bahwa transponder yang di  pegang di tangan pengemudi dan "melambai" di pabean yang menyebabkan persentase yang tinggi dari pembacaan gagal  dan palsu karena mereka tidak menunjuk pada jalur yang tepat. Hal ini menyebabkan pihak berwenang bertentang melakukan pekerjaan tambahan yang menambah biaya program. Namun alasan yang paling penting untuk memiliki Pass EZ tetap ke bagian dalam kaca depan adalah keamanan, keselamatan Anda. Sebagian besar kecelakaan yang terjadi di jalan tol dekat gerbang tol. Salah satu penyebab terbesar adalah meliuk dan mengubah jalur mobil karena pengemudi mencari atau tidak dapat menemukan EZ Pass mereka.Yang membawa kita ke titik kita telah berusaha untuk mendapatkan. EZ Tiket pemegang. Negatif utama tentang pemegang lulus EZ akan terlihat dan karena Anda harus meletakkan sesuatu di kaca depan karenabisamenyelamatkanAnda


2. TAG READER

 

FUNGSI dari alat ini adalah mengidentifikasi kendaraan otomatis (AVI) adalah proses penentuan identitas dari subjek kendaraan untuk tol. Mayoritas fasilitas tol mencatat perjalanan kendaraan melalui sejumlah gerbang tol. Pada fasilitas tersebut, kemudian mengidentifikasi kendaraan di area gerbang. Beberapa AVI awal sistem yang digunakan barcode ditempelkan pada setiap kendaraan, untuk dibaca optik di pintu tol. Sistem optik terbukti memiliki keandalan membaca yang buruk, terutama ketika dihadapkan dengan cuaca buruk dan kendaraan kotor.Kebanyakan saat ini AVI sistem bergantung pada frekuensi radio identifikasi, di mana antena di gerbang tol berkomunikasi dengan transponder pada kendaraan melalui Dedicated Short Range Communications (DSRC). Tag RFID telah terbukti memiliki akurasi yang sangat baik, dan dapat dibaca pada kecepatan jalan raya. Kerugian utama adalah biaya melengkapi kendaraan masing-masing dengan transponder, yang bisa menjadi beban start-up utama, jika dibayar oleh lembaga tol, atau pencegah pelanggan yang kuat, jika dibayar oleh pelanggan.Untuk menghindari kebutuhan transponder, menggunakan pengenalan nomor plat otomatis. Di sini, sistem kamera menangkap gambar kendaraan yang melewati daerah bertentang, dan gambar dari plat nomor diekstrak dan digunakan untuk mengidentifikasi kendaraan.

3.    TRAFFIC GATE
  



    Sistem ini terdiri dari Terminal Kendaraan kation Identifi (ATS) dan perangkat lunak WINATS pada komputer yang terhubung dengan skala kendaraan. Ini memiliki barcode dua model terpisah tersedia atau kartu sentuh. Setelah masuk kendaraan ke dalam skala, itu diidentifi kasi ketika pengemudi membuat kartu barcode dibaca oleh Terminal kation Identifi Kendaraan berat dan prosedur yang diefektifkan dalam hal ini. Hasil berat terkait dengan kendaraan pada akhir prosedur penimbangan secara otomatis terdaftar dalam memori atau printout dapat diambil dari printer secara otomatis.Aksesoris seperti cahaya c traffi mengarahkan pengemudi dan kendaraan traffi c, hambatan, suara-cahaya sistem peringatan, terminal pesan dan sebagainya dapat ditambahkankesistem. Ilalang dari kendaraan, ditimbang secara permanen dalam arah permintaan pelanggan akan disimpan dalam memori di muka, sehingga berat dapat diberikan pada tahap tunggal.

4.  ANTENA (RFID)
 Antena  atau pembaca elektronik, yang diposisikan di atas setiap jalur tol. Antena ini memancarkan frekuensi radio yang berkomunikasi dengan transponder. Zona deteksi antena biasanya 6 sampai 10 kaki (2 sampai 3 m) dan lebar sekitar 10 meter. Kedua perangkat, transponder dan antena, berinteraksi untuk menyelesaikan transaksi tol.Beberapa tol-koleksi elektronik sistem juga dapat mencakup tirai cahaya dan treadles. Sebuah tirai cahaya hanya seberkas cahaya yang diarahkan melintasi jalur. Ketika itu berkas cahayarusak , sistem mengetahui mobil telah memasuki. Treadles adalah sensor strip tertanam di jalan yang mendeteksi jumlah as roda kendaraan memiliki. Sebuah kendaraan tiga poros dibebankan tol lebih tinggi daripada kendaraan dua poros. Kedua perangkat perlindungan untuk memastikan bahwa semua kendaraan dihitung dengan benar.Pada bagian berikutnya, Anda akan melihat bagaimana semua komponen bekerja sama untuk mendeteksi kendaraan dan mengumpulkan tol.
5.TRAFFIC INFORMATION DISPLAY



FUNGSI alat ini adalah memberikan informasi kepada pengemudi bahwa proses pengambilan informasi telah selesai sehingga pengemudi dapat melanjutkan perjalanan.
.




KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

•    Beberapa keuntungan penerapan sistem transaksi secara elektronik ini adalah :
•    1.Mempercepat waktu transaksi dan meningkatkan kapasitas pelayanan
•    2.Mengurangi jumlah uang tunai yang  harus ditangani dan meningkatkan keamanan
•    3.Meningkatkan tingkat akurasi transaksi dan menghindari kesalahan manusia
•    4.Meningkatkan efisiensi jumlah SDM untuk pelayanan di gerbang tol
   





   #Kekurangan

1. Rawan kecurian alat yang terpasang pada mobil mau pun jalan tol di karenakan tidak ada keamanan yang berjaga karena sudah di percayakan kepada suatu sitem

2. sistem yang terlalu ketat dan disiplin dapat mengakibatkan pengguna jalan tol menjadi semaunya .







































KESIMPULAN

•    Dengan perkembangan tegnologi yang berkembang pesat seperti ini di terapkan para pengguna jalan tol  maka nilai waktu yang hilang makin kecil, Kombinasi jumlah pintu yang berfungsi paling optimal untuk memecahkan masalah antrian adalah kombinasi yang menghasilkan  waktu hilang paling kecil. Kombinasi tersebut akan menghasilkan efisiensi nilai  waktu yang paling besar dan akan mereduksi antrian secara keseluruhan di semua pintu, namun tetapi dengan perkembangan teknologi yang cepat makin besar juga tingkat kejahatan yang akan terjadi.


















DAFTAR PUSTAKA

1.    http://faculty.ist.psu.edu/bagby/453Fall08/T1/website/ezpass.html
2.    http://treworld.com/thoughts/not-so-e-zpass/
3.    http://eprints.undip.ac.id/25058/1/02-Rudi_Hermawan_31_agustus.pdf
4.    http://id.shvoong.com/exact-sciences/1637200-mengenal-ubiquitous-computing/#ixzz2Fh2zlZKS
5.    http://endriputro.wordpress.com/2010/04/20/ubiquitous-computing/
6.     http://id.shvoong.com/exact-sciences/1637200-mengenal-ubiquitous-computing/#ixzz2FbyaawVM















1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / DRJB AREA

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger